Refleksi dan Catatan Akhir Tahun

0 262

Penulis: Lalu Sudarmadi

Anggota Dewan Pakar Partai NasDem

Tahun 2024 dalam hitungan hari akan segera berakhir. Tahun  yang  diwarnai oleh berbagai masalah dan peristiwa  besar  yang   dialami  bangsa ini. Masalah yang menyangkut  kesejahteraan masyarakat ternyata  belum juga membuat setiap keluarga Indonesia bisa  tersenyum lega,  melainkan makin terperangkap dalam kesulitan  kehidupan keseharian dan jatuh miskin.

Hal itu bisa dilihat dari data yang dipakai sebagai baseline dalam Asta Cita di mana jumlah penduduk miskin berjumlah 27 juta dan yang hampir miskin jumlahnya 115 juta.

Masalah  lain yang viral dalam tahun 2024 adalah maraknya  judi online, narkoba dan korupsi yang sangat mengkhawatirkan  karena telah menjadi bahaya “latent” yang akan menghancurkan bangsa ini kedepan.

Judi online layaknya virus yang lebih dahsyat dari covid,  menembus dan masuk tidak hanya  ke dalam  keluarga tetapi juga instansi pemerintah, tentara dan polisi. Dan yang sangat memalukan adalah “pelindungnya” ada di instansi pemerintah  yang semestinya bertugas menangkal dan memberantas teknologinya.  Tentu harus di usut tuntas siapapun yang terlibat tanpa pandang bulu.

Narkoba,  merupakan masalah yang merusak  generasi dan pasti membebani negeri ini di masa depan.  Ternyata  masalah itu belum  juga  bisa di kendalikan dan diberantas, malah Indonesia bukan hanya sebagai pasar tapi juga menjadi  produsen.

Pada tahun 2024, beberapa pabrik beskala berhasil digerebek. Pabrik narkoba ini berada di komplek rumah mewah di Bojong Soang Bandung  yang  nilainya Rp670 miliar. Korupsi dalam tahun 2024 makin marak, terbukti dengan banyaknya operasi tangkap tangan (OTT) dan hasil pengungkapan dari berbagai upaya lain.

Beberapa mega korupsi yang jumlahnya fantastis seperti   kasus timah yang nilainya Rp300 miliar dan  berbagai korupsi termasuk korupsi pada perusahaan milik negara.

Maraknya masalah korupsi yang terungkap sepanjang 2024 itu sejalan dengan melorotnya index korupsi negeri ini yang  menggambarkan bahwa penegak hukum, khususnya pemberantasan korupsi masih sangat memprihatinkan kinerjanya.

Ke depan istilah tebang pilih dan pertanyaan masyarakat kenapa ada tersangka  yang ditahan dan ada yang tidak ditahan,  para penegak hukum harus bisa meresponsnya dengan tindakan nyata.

Bangsa ini perlu mengambil sikap yang lebih tegas dan menetapkan masalah judi online, narkoba dan korupsi  sebagai “darurat nasional” dan perlu adanya  pernyataan bersama oleh pemerintah  dan DPR RI sehingga semua langkah dan upaya serta dukungannya mendapatkan legalitas seperlunya.

Peristiwa besar di tahun 2024 yang disebut sebagai tahun politik, karena  pilpres, pileg dan pilkada serentak berlansung dalam tahun ini. Adapun  hasilnya,  bangsa ini telah memiliki presiden/wapres baru serta  legislator disemua tingkatan.

Prosesnya masih terus berlanjut sesuai tahapannya seperti  penetapan  gubernur/wagub, bupati/wabup, wali kota/wakil  terpilih, kemudian tahap  pelantikannya  nanti pada Februari 2025.

Tahun politik telah merampungkan seluruh  agendanya pada tahun ini dan pelaksanaannya  berlangsung relatif aman. Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa demokrasi negeri ini  masih dianggap sebagai demokrasi  prosedural, sangat transaksional,   demokrasi yang high cost  serta  tidak steril  dari  tangan tangan kekuasaan,  yang populer dengan istilah “cawe cawe”, serta makin  maraknya kepentingan politik dinasti.

Oleh sebab itu gagasan yang dilontarkan Presiden Prabowo Subianto untuk kembali kepada sistem pemilihan lewat  dewan perwakilan rakyat saatnya dipertimbangkan dengan serius.

Masalah yang juga  mewarnai dan menjadi perhatian publik adalah masalah ketahanan pangan dan ketahanan energi. Masalah ini mengemuka  karena makin besarnya  ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan dari pasokan import. Selain itu makin melambungnya harga harga bahan pokok  yang makin menghimpit kehidupan  rakyat.

Demikian juga halnya  dengan masalah energi, yang diakibatkan oleh tidak adanya   konsistensi serta kesungguhan pemerintah  baik dalam perubahan tatakelola maupun dalam upaya pengembangan energi baru terbarukan/EBT  dan keputusan untuk beralih ke energibersih seperti nuklir.

Masalah energi jadi makin rumit oleh karena kemungkinan belum adanya “kompromi” dari berbagai “kepentingan” dalam  business di sektor ini, khususnya yang menyangkut migas dan batu bara.

Akibatnya  tidak jelas lagi batasan mana  yang menjadi hajat hidup rakyat banyak dan mana yang  bukan dan jauh dari prinsip bahwa kekayaan alam sepenuhnua untuk kemakmuran rakyat. Nampaknya  negeri ini terserabut dari nilai nilai dan cita cita para pendiri bangsa yang mengutamakan semua kekayaan alam  untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat.

Tahun 2024 diwarnai juga  oleh berbagai diskusi dan yang mendapat perhatian khusus adalah soal pertumbuhan ekonomi 8%, yang diragukan bisa dicapai.

Dukungan APBN  tidak kondusif  disebabkan besarnya beban pembayaran  bunga dan pokok utang, pembangunan industri yang tidak berkembang, serta revenue terlalu  bergantung   pada pajak, serta investasi yang terganggu oleh masalah penegakan hukum di negeri ini.

Dari gambaran masalah  dan peristiwa tersebut di atas maka beberapa catatan yang perlu dikemukakan adalah:

1.Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai  pernyataan serta juga  secara konseptual, sangat hebat dan meyakinkan komitmen kebangsaan serta  keberpihakannya kepada rakyat

2.Fokus dan keseriusan dalam menangani masalah sosial dan kependudukan seperti kemiskinan, stunting, kelaparan patut diberikan apresiasi  kepada Presiden Prabowo Subianto karena   telah melakukan transformasi kelembagaan,  membentuk kemnenterian dan badan  dalam kabinet yang akan melaksanakan program ke depan.

Di era Prabowo Subianto ini kita mendapatkan adanya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial  ditempatkan  sejajar dalam   maistream policy.

Selama ini yang selalu menjadi kebijakan utama adalah pembangunan ekonomi, sedangkan  pembangunan sosial seperti kependudukan, pembangunan keluarga,  kemiskinan, gizi dan masalah sosial lainnya ditempatkan  pada posisi   memperoleh dampak dari keberhasilan pembangunan ekonomi .

Kebijakan Presiden Prabowo Subianto ini mengingatkan kita pada era Soeharto yang sangat fokus menangani masalah ekonomi dan social develpopment dan kita telah pahami pak Harto menetapkan kebijakan yang disebut  “8 Sukses Pembangunan”.

Pada Pemerintahan ini ada Asta Cita yaitu 8 kebijakan pokok sebagai fokus pembangunan  pemerintahannya. Masalah  kependudukan seperti pengentasan penduduk miskin, stunting dan masalah sosial lainya akan  dilaksanakan secara terstruktur   sejalan dengan pembangunan ekonomi.

Presiden membentuk serta menugaskan  Menteri Sosial, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Ka BKKBN, Kepala Badan Gizi Nasional, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, serta Menteri PDT, untuk menangani masalah masalah strategik tersebut.

Harapan kita akan terbentuk  sinergi yang kuat  dan akan menjadi team yang efektif dalam  mempercepat pengentasan penduduk miskin, stunting dan program makan bergizi, masalah ketertinggalan serta masalah sosial lainnya. Kuncinya adalah satunya data sasaran dan menghilangkan ego sektoral,  agar tidak terjebak pada kelemahan masa lalu.

Menyangkut data,   perlunya mengacu pada  data agregat yang menyangkut jumlah sasaran  ada di BPS, sedangkan data mikro, siapa dan di mana  sasaran itu berada,  datanya ada pada Menteri Kependudukan/Ka BKKBN.

Karenaya harus didorong agar Menteri Kependudukan memanfaatkan momentum ini sebagai inisiator untuk  menyiapkan data mikro serta peta  operasional  di pedesaan sebagai  sasaran dan arah dari pelaksanaan intervensi kegiatan oleh berbagai kementerian dan lembaga  terkait. Menteri Kependudukan yang juga Kepala BKKBN memiliki “petugas lapangan” di tingkat desa yang  terlatih dan  berpengalaman dalam penggerakan masyarakat akan mampu membatu mengkoordinasikan pelaksanaan opersional di lapangan.

Kita berharap kementerian dan badan  badan terkait bisa terpadu dilapangan menjadi   the  wining team. Hal itu juga akan sangat membantu efektifitas kegiatan pada grassroots  oleh karena kementerian dan badan baru belum sepenuhnya mempunyai struktur dan personalia sampai tingkat lapangan.

3.Catatan yang juga menarik,  nampaknya Presiden  belum sepenuhnya mendapat apresiasi dalam hal kemandirian dalam penentuan para pembantu pembatunya untuk  melaksanakan semua komitmen dan konsepnya.

Masyarakat  menunggu  bagaimana presiden secara mandiri mampu memutuskan apa yang strategik, urgent dan important serta dibutuhkan dalam melaksanakan programnya.

Yang  menjadi sorotan adalah “susunan” kabinetnya, membuat berbagai kalangan agak skeptis, walaupun dalam beberapa kesempatan telah diberikan penjelasan bahwa akan diadakan evaluasi kinerja kabinet  dalam 6 bulan ke depan.

4.Pembentukan Satgas TNI  untuk memperkuat pelaksanaan pemberantasan judol, narkoba, korupsi tidak lain oleh karena masalah tersebut  akan sangat  berdampak bagi penyelamatan generasi bangsa dan keuangan negara, yang pada gilirannya  akan mendukung  pencapaian target pembanghnan termasuk  pertumbuhun 8% itu.

Kita harus dukung langkah langkah yang diambil,  karena kita yakin bahwa semua itu adalah bahagian dari upaya  Presiden untuk mengantar bangsa ini menjadi bagsa  besar dan disegani. Presiden Sdengan  background  militer dan pengusaha jelas paham akan masalah yang akan dihadapi. Paham  trik trik ekonomi dan  key problemnya.

Presiden tahu masalah  yang harus segera diatasi dan itulah yang mendasari  Presiden  dengan penuh keyakinan mengatakan  pertumbuhan 8 % itu bisa dicapai.

Dari  alur berpikir  itu tentu bisa dipahami langkah strategiknya dalam melibatkan TNI untuk memberantas Judi online, narkoba dan korupsi.

Bilamana masalah ini  bisa teratasi  dengan cepat,  bersamaan dengan tetakelola Sumber daya alam yang sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat serta tercapainya swasembada pangan , diback up oleh birokrasi yang bersih, clean governance, maka kemakmuran rakyat yang lebih baik akan terwujud, pertumbuhan 8% akan tercapai serta  anggaran belanja negara akan tambah kondusif dan sehat.

Selain itu gugus tugas yang membantu kebijakan untuk  swasembada  pangan telah dibentuk pada satuan satuan TNI dan Polri yang diharapkan bisa mempercepat dan memperlancar pelaksanaan program tersebut dilapangan. Prabowo benar-benar ingin menerapkan kerja team yang bersatu padu menjalankan program pembangunan khususnya untuk ketahanan dan swasembada pangan dalam waktu sesingkat singkatnya.

Tinggal  mengatur bagaimana mekanisme dan koordinasinya dengan kementerian dan atau Pemda . Karena TNI dan Polri hanya membantu kementerian teknis.

5.Masalah APBN yang ramai diperbincangkan oleh karena pemerintahan baru yang mewarisi kondisi yang tidak kondusif, tidak bisa bermewah mewah karena koridornya amat sempit.  Beban hutang serta bunga yang harus dibayar akan berkisar hampir Rp1.000 triliun ditambah dengan  defisit yang makin besar, sekitar Rp600 triliun lebih,  serta beberapa kewajiban memenuhi ketentuan perundang undangan seperti pendidikan, kesehatan yang dipatok prosentasinya, maka pemerintah baru harus bisa mencari model pembiayaan dengan sunber lain.

Di samping  itu perlu mencari sistem agar anggaran belanja negara yang koridornya kecil itu bagaimana  penyerapannya bisa lebih cepat dan  tidak terkendala oleh berbagai hal seperti prosedur, proses administrasi dan pertanggung jawaban yang rumit.

Selain itu harus dipahami adanya keengganan/ketakutan para  pejabat yang diberi tanggung jawab mengelola proyek dan anggaran. Takut  karena ketat dan banyaknya pengawasan oleh berbagai instansi dan lembaga serta masyarakat.

Mungkin sudah saatnya dan harus berani memulai suatu sistem yang lebih simple dengan model “block grant” serta pertanggungan jawab keuangan yang lebih sederhana,  mengedepankan output daripada  proses dan administrasi yang printilan yang rumit.

Dengan demikian maka akan mampu  mempercepat penyerapan APBN yang berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Trade offnya adalah masalah kebocoran, tetapi yang lebih  penting bangsa ini harus memulai membangun budaya clean governance dengan membangun trust di antara  sesama anak bangsa.

Itu lah beberapa catatan akhir tahun 2024 , semoga bisa  menjadi “lesson learn” untuk  berbenah ke depan.  Sampai jumpa di Tahun Harapan Baru-New Hope 2025.

Leave A Reply

Your email address will not be published.