Mencoba Memahami Pikiran Prabowo Subianto

0 46

Penulis: Lalu Sudarmadi

Anggota Dewan Pakar Partai NasDem

 

Dalam berbagai kesempatan secara berulang Presiden Prabowo Subianto dengan penuh semangat optimisme menyampaikan keinginan dan tekadnya mengantar negeri ini menjadi negara maju, kuat dan disegani. Prabowo selalu menekankan pentingnya memiliki militer yang kuat, ekonomi yang tangguh, serta dukungan kuat dari elites dan rakyat yang bersatu.  Intinya  Prabowo ingin menjadikan Indonesia  dihormati dan punya posisi tawar-bargaining position yang kuat di dunia internasional.

Saya mengambil mata kuliah wajib/core course  Richard Cottam(Professor University of Pittsburgh, ex Ambassador di Iran pada  Kejatuhan Shah Iran) dalam teorinya tentang Power and  International Relations menekankan bahwa bargaining position atau posisi tawar suatu negara ditentukan oleh tiga pilar utama: military base (kekuatan militer), economic base (basis ekonomi dan infrastruktur), dan people base (dukungan rakyat yang solid).

1. Military Base.

Militer yang kuat menjadi faktor utama dalam meningkatkan posisi tawar suatu negara di tingkat internasional. Negara dengan angkatan bersenjata yang modern, teknologi canggih, dan kemampuan proyeksi kekuatan yang luas dapat menjaga stabilitas domestik dan regional, sehingga menciptakan kepercayaan di antara mitra strategis. Juga menjadi alat negosiasi strategis,  mencegah campur tangan asing atau menjadi jaminan dalam diplomasi, serta meningkatkan daya pengaruh dalam aliansi militer, seperti NATO atau pakta pertahanan lainnya, yang memberi leverage dalam perundingan internasional.

Prabowo sejak menjadi Menhan jelas sekali berupaya memodernisasi militer dengan peralatan yang canggih dan    memenuhi minimum essential forces serta meningkatkan profesionalisme serta kesejahteraan perajurit. Dalam APBN 2025 ditengah merebaknya issue pemotongan anggaran dalam rangka effisiensi, anggaran pertahanan tidak dikenakan kebijakan itu.

2. Economic Base.

Ekonomi yang stabil dan infrastruktur yang maju meningkatkan daya tawar negara karena menjadikan negara lebih mandiri dalam menghadapi tekanan ekonomi dari negara lain.

Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional, di mana negara yang memiliki kontrol atas sumber daya strategis seperti energi, teknologi, dan bahan mentah dapat menegosiasikan kesepakatan yang lebih menguntungkan. Menjadi alat diplomasi ekonomi, seperti embargo atau bantuan ekonomi, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi kebijakan negara lain. Terkait dengan ini Prabowo bertekad untuk mengejar ketertinggalan dengan memacu pertumbuhan ekonomi dua digit, rata rata10% serta menetapkan  target mencapai ketahanan pangan, energy dan industri yang maju, serta kekayaan alam harus untuk kesejahteraa rakyat

3. People Base:

Dukungan rakyat yang solid terhadap kebijakan luar negeri suatu negara sangat penting karena memperkuat legitimasi pemerintah, sehingga keputusan yang diambil dalam negosiasi internasional memiliki landasan yang kuat. Juga meningkatkan daya mobilisasi dalam krisis, seperti sanksi ekonomi atau konflik, di mana persatuan rakyat menjadi kunci ketahanan nasional. Selain itu menciptakan soft power yang berpengaruh, di mana budaya dan nilai-nilai nasional dapat menarik simpati global dan meningkatkan daya tawar dalam hubungan internasional.

Prabowo sangat gamblang keinginannya membangun persatuan, kebersamaan,  ditunjukkan dalam pembentukan kabinetnya  mengundang semua pihak.  Disamping  itu arah kebijakannya fokus untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengentaskan kemiskinan serta program populis seperti program makan bergizi  bagi anak, rehabilitasi sekolah, peningkatan kesejahteraan petani serta pengingkatan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan yang kesemuanya ditujukan agar rakyat merasakan arti pembangunan sehingga bisa menumbuhkan rasa cinta kepada Tanah Air.

Namun ada tantangan yang perlu dicermati :

1.Military Base  dengan potensi seperti:

Letak Geostrategis.

 Indonesia berada di jalur perdagangan utama dunia (Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok), sehingga memiliki posisi penting dalam geopolitik. Militer yang terus berkembang melalui upaya modernisasi TNI dengan  pengadaan alutsista baru  untuk memlerkuat system pertahanan. Indonesia memiliki pengalaman dalam operasi militer domestik dan perdamaian dunia lewat misi PBB.

Kelemahan yang ada:

Keterbatasan anggaran.

Jika dibandingkan negara lain di Asia Tenggara seperti Singapura atau Vietnam, anggaran pertahanan Indonesia masih relatif kecil. Ketergantungan pada Alutsista Impor bisa menjadi kelemahan jika terjadi embargo.Belum maksimal dalam proyeksi kekuatan,  Indonesia belum memiliki pangkalan militer di luar negeri atau sistem pertahanan udara yang cukup canggih untuk menghadapi ancaman besar.

2.Economic Base,

Potensinya adalah:

Ekonomi Terbesar di Asia Tenggara dengan PDB lebih dari $1 triliun, menjadikan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi utama di kawasan. Indonesia juga  memiliki cadangan energi (batubara, gas, nikel), perkebunan (sawit, karet), dan sektor maritim yang kuat, selain itu dengan lebih dari 270 juta penduduk, Indonesia adalah pasar domestik yang sangat potensial.

Kelemahan yang ada:

Ekonomi Indonesia masih bergantung pada ekspor bahan mentah, yang membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga global.Infrastruktur belum merata, meskipun banyak pembangunan, konektivitas dan logistik di luar Pulau Jawa masih menjadi tantangan. Sektor industri dan teknologi masih didominasi oleh investasi asing, yang bisa menjadi kelemahan jika ada tekanan geopolitik.

 

3.People Base dengan potensi:

Meskipun ada perbedaan politik, secara umum masyarakat memiliki semangat nasionalisme yang tinggi. Dampak dari bonus demografi dengan mayoritas penduduk usia produktif menjadi peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi. Memiliki soft power yang kuat  melalui budaya, pariwisata,   sebagai basis diplomasi budaya-cultural diplomacy  yang diterima dengan baik di dunia internasional.

Kelemahan yang ada:

Polarisasi Politik dan Sosial, membuat perbedaan pandangan politik yang  menciptakan ketegangan internal, yang dapat melemahkan kesatuan nasional dalam menghadapi isue global. Pendidikan dan inovasi serta penguasaan teknologi  masih tertinggal. Kurangnya Kesadaran Geopolitik mengakibatkan  masyarakat belum sepenuhnya memahami peran Indonesia dalam percaturan global.

Masalah yang perlu diperhatikan  adalah dominasi ekonomi oleh kelompok tertentu, yang merupakan issue   sensitif dan kompleks dalam banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks bargaining position suatu negara menurut Richard Cottam, people base dan economic base harus kuat dan inklusif agar dapat menjadi daya tawar yang efektif dalam hubungan internasional.

Sebagian besar sektor ekonomi kita dikuasai oleh kelompok etnis tertentu, terutama warga negara keturunan Tionghoa, yang  menimbulkan beberapa tantangan: Ketimpangan ekonomi yang mencolok dapat memicu kecemburuan sosial dan ketegangan etnis. Kurangnya akses ekonomi bagi kelompok lain bisa menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ketergantungan pada satu kelompok tertentu dalam ekonomi bisa menjadi risiko jika terjadi gejolak sosial atau politik.

Solusinya adalah:

Membangun Economic Base yang lebih inklusif dan berorientasi kepada ekonomi rakyat melalui peningkatkan kewirausahaan dan UMKM, khususnya pribumi dengan memberikan dukungan nyata dan memberi kemudahan untuk maju. Penciptaan kebijakan ekonomi yang berkeadilan, mengurangi monopoli dan oligopoli ekonomi,  serta mendorong investasi yang lebih merata, baik di sektor swasta maupun BUMN, agar tidak hanya dikuasai kelompok tertentu.

Solusi untuk membangun People Base  yang solid berarti melibatkan  seluruh warga negara, tanpa memandang etnis atau latar belakang, harus merasa menjadi bagian dari bangsa. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

Membangun Kesadaran Nasionalisme yang lebih kuat melalui pendidikan bahwa persatuan dan keberagaman adalah  kekuatan, bukan sumber perpecahan.. Harus berani memakai kembali istilah pribumi dan non-pribumi, guna memudahkan segmentasi sasaran untuk pengembangan dan pembinaan  ekonomi.

Memastikan kebijakan sosial dan ekonomi memberikan kesempatan khususnya warga yang tertinggal. Mendorong integrasi sosial melalui kebijakan inklusif di sektor pendidikan, pekerjaan, dan bisnis. Menguatkan Identitas Kebangsaan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan utama dalam interaksi sosial dan ekonomi. Mendorong partisipasi  dalam proses decision making politik dan pemerintahan.

Jadi bisa dipahami bahwa  apa yang dipikirkan Prabowo  memiliki landasan yang kuat dalam upaya menjadikan Indonesia  dihormati dan punya bargaining position yang kuat  di dunia internasional.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.