Segera Proklamirkan Lahirnya Industri Nuklir

0 45

Penulis: Kurtubi

Anggota Dewan Pakar Partai NasDem

 

 

Indonesia semakin tertinggal jauh dari Tiongkok khususnya terkait tenaga nuklir. Meskipun sebenarnya investor nuklir non APBN, yaitu Thorcon Energy berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berbasis thorium di Indonesia. Apalagi mereka saat ini sudah buka kantor perwakilannya di Indonesia lebih dari 10 tahun lalu. PLTN pertama yang akan dibangun oleh Thorcon di Bangka Belitung akan beroperasi pada 2032.

Namun, Tiongkok justru akan melangkah lebih jauh lagi. Mereka berencana menggunakan energi nuklir berbasis thorium ini untuk transportasi Kapal Laut Niaga guna menggantikan BBM yang selama ini menjadi energi penggerak semua kapal laut sipil di seluruh dunia termasuk Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kita dukung penggunaan energi nuklir berbasis thorium untuk angkutan laut sipil  di Indonesia.

Untuk tujuan tersebut sudah sejalan dengan Paris Agreement on Climate Change yang sudah kita ratifikasi menjadi UU Nomor 16 tahun 2016. Ini mengharuskan Indonesia menggunakan energi bebas karbon setelah masa transisi energi hingga tahun 2060.

Untuk itu, kembali kita meminta Presiden Prabowo Subianto segera memproklamirkan lahirnya industri nuklir terintegrasi hulu hilir di Tanah Air. Kemudian juga memanfaatkan potensi cadangan baku energi nuklir uranium dan thorium di sisi hulu yang ada di Tanah Air. Setelah itu diikuti oleh pembangunan PLTN di sisi hilir, baik berbasis thorium maupun berbasis uranium.

Kehadiran PLTN di Tanah Air akan menciptakan jenis lapangan kerja baru dari berbagai disiplin ilmu. Indonesia sudah punya ribuan sarjana nuklir lulusan  ITB, UGM dan dari perguruan tinggi luar negeri. Tapi sampai hari ini Indonesia belum punya satu pun PLTN komersial, meskipun sudah dicita-citakan oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1950 an.

Program hilirisasi atas aset sumber daya alam pertambangan akan menjadi sangat efisien jika direncakan secara tepat untuk memanfaatkan listrik dari PLTN yang  bersifat non-intermitten. Bahkan listriknya bisa menyala non stop 24 jam sehingga operasi kegiatan usaha hilirisasi bisa berjalan 24 jam non stop tanpa membutuhkan energi. Ini  membutuhkan energi storage yang besar dan mahal, yakni mulai dari kegiatan penambangan mineral di hulu dilanjutkan dengan kegiatan operasi smelter yang mengolah output tambang.

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan operasi di hilir yang mengolah output smelter menjadi produk final untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk tujuan eksport sehingga cita-cita untuk menjadi negara industri maju berpendapatan tinggi semakin optimistis dan bersinar serta rasional bukan mimpi kosong.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.